Review Silent Hill HD Collection: Ketakutan Dalam Definisi Tinggi



Sudah bukan rahasia lagi jika konsep HD Remake kini memang sedang menjadi tren yang sedang digandrungi oleh para publisher dan developer. Bagaimana tidak? Dengan ongkos produksi yang begitu minim, mereka berkesempatan untuk mendulang keuntungan dalam jumlah yang besar, apalagi jika yang dihadirkan merupakan franchise yang begitu populer di masa lalu. Sayangnya, sebagian besar game-game HD Remake ini dibuat dengan “setengah hati”, dengan hanya memperbesar resolusi tanpa memberikan perbaikan grafis yang signifikan. HALO Combat Evolved Anniversary masih menjadi game HD Remake terbaik hingga saat ini. Namun sayangnya, apa yang dilakukan oleh 343 Industries ini tidak diikuti oleh developer dan publisher yang lain, termasuk yang sekelas Konami sekalipun.
Gamer yang mencintai game-game bergenre survival horror tentu sudah sangat menunggu kehadiran Silent Hill HD Collection yang dipersiapkan oleh Konami sebagai paket HD Remake untuk dua judul Silent Hill di Playstation 2: Silent Hill 2 dan Silent Hill 3. Setelah cukup lama dirumorkan akan hadir, Silent Hill HD Collection akhirnya dirilis juga secara resmi untuk Playstation 3 dan XBOX 360. Menemani seri terbaru Silent Hill: Downpour (yang sedang berusaha kami review saat artikel ini ditulis), Silent Hill HD Collection dihadirkan untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang franchise ini, terutama bagi gamer yang baru mengenal Silent Hill untuk pertama kalinya. Bagi sebagian besar gamer lawas seperti kita? Ini akan menjadi kesempatan untuk bernostalgia pada sensasi ketakutan yang ditawarkan oleh seri Silent Hill di masa lalu.
Memang agak sedikit terasa kurang lengkap tanpa kehadiran Silent Hill pertama untuk menjadikan HD Collection ini pantas untuk disebut sebagai “Collection”, namun Konami tampaknya lebih memilih untuk tidak merepotkan diri merilis ulang game Playstation yang tentu hadir dengan grafis dan resolusi yang jauh lebih buruk daripada game di Playstation 2. Namun keputusannya untuk memilih Silent Hill 2 dan 3 sendiri sudah patut diacungi jempol, karena kedua seri inilah yang dianggap masih membawa “esensi” yang saat ini seolah terlupakan dari sebuah game Silent Hill. Kita tidak hanya membicarakan masalah kabut dan monster, tetapi juga misteri, horror, bulu kuduk yang terus berdiri konsisten, dan emosi yang bercampur aduk di dalamnya. Kesempatan itu akhirnya datang kembali.
Pertanyaannya tentu kini hanya satu, sebaik apakah Silent Hill HD Collection ini mampu menempatkan diri sebagai sebuah game definisi tinggi yang mengikuti teknologi  konsol saat ini?
Silent Hill HD Collection yang kami mainkan ini adalah versi XBOX 360. Karena tidak ada perbedaan yang signifikan dengan versi Playstation 3 dan untuk memastikan managemen konten yang lebih mudah bagi pembaca, kami menempatkanya di sesi Playstation

Silent Hill 2


Silent Hill 2 harus diakui merupakan satu-satunya seri yang mampu menghadirkan sensasi dan mekanisme yang sama dengan Silent Hill pertama yang fenomenal. Penerimaan yang begitu positif dari kalangan gamer di kala itu membuktikan keberhasilan Konami menghadirkan Silent Hill sebagai game yang mengusung tema “survival” dan “horror”, bertolakbelakang dengan game bergenre sama – Resident Evil yang memang sudah mulai jatuh ke arah action. Silent Hill 2 adalah salah satu seri terbaik dari keseluruhan franchise Silent Hill.

Apakah Lebih Baik dengan HD Remake?

Konami tentu tidak menghadirkan perubahan plot sama sekali untuk Silent Hill 2 HD Remake ini.  Bahkan mereka juga tetap menambahkan alternatif scenario versi re-release “Born From A Wish” yang berfokus pada petualangan Maria, karakter wanita yang begitu merepresentasikan “istri” James, sang karakter utama. Kualitas definisi tinggi yang diusung sayangnya terhitung kurang sempurna untuk sebuah game HD Remake. Seperti kesalahan yang dilakukan oleh Capcom di RE: Code Veronica HD Remake, Silent Hill 2 definisi tinggi ini juga tampil “setengah hati”. Konami bahkan tidak berupaya untuk menghadirkan FMV dalam definisi tinggi dan hanya terkesan memaksanya untuk tampil dalam 720p. Imbasnya? Kualitas yang terlihat kabur dan pecah. Di sisi gameplay juga tidak banyak berbeda. Walaupun ada sedikit peningkatan pada level detail, namun Anda secara jelas akan melihat begitu banyak “noise” yang cukup menganggu di layar. Intinya? Untuk mengusung nama HD Remake, Silent Hill 2 tidak menunjukkannya sebaik yang diharapkan.











 


Silent Hill 3



Dari semua game Silent Hill yang ada, Silent Hill 3 merupakan salah satu seri yang paling spesial. Ada dua alasan utama? Yang pertama, ia menjadi satu-satunya game Silent Hill yang menggunakan karakter wanita sebagai tokoh protagonis utama. Kedua? Ia menjadi monumen awal untuk sebuah game Silent Hill yang lebih bergaya “action”. Ini pertama kalinya, Konami mulai menyuntikkan beragam senjata melee yang jauh lebih mudah didapatkan dan digunakan sepanjang permainan, membuat gamer kini memiliki kekuatan untuk memberikan perlawanan daripada hanya sekedar lari. Namun di sisi yang lain, ia tetap hadir dengan identitas yang begitu kental dengan seri Silent Hill pertama – horror. Bagi saya pribadi, Silent Hill 3 memang harus diakui merupakan seri terakhir Silent Hill yang pantas untuk dilihat dan dianggap sebagai sebuah game “Silent Hill”.

Apakah Lebih Baik dengan HD Remake?

Sama seperti Silent Hill 2, tidak ada penambahan plot atau skenario tambahan untuk Silent Hill 3 HD Remake ini. Anda masih akan mengikuti jalur cerita Heather yang penuh mimpi buruk dan ketakutan. Untungnya, bertolak belakang dengan Silent Hill 2 HD Remake, Silent Hill ketiga ini datang dengan kualitas visualisasi yang pantas disebut definisi tinggi. Anda bisa melihat beragam detail yang kini tampil jauh lebih baik dibandingkan seri Playstation 2 nya dulu. Seperti game definisi tinggi yang hadir saat ini, gambar yang ada juga tampil begitu mulus, tanpa ada noise, termasuk di dalam cut-scene yang dihadirkan. Penyebabnya? Karena pada dasarnya Silent Hill 3 yang dirilis pada tahun 2003 silam ini memang dibangun dengan engine grafis Konami paling mumpuni saat itu. Menakjubkannya? Hampir 10 tahun setelahnya, ia masih menghadirkan kualitas yang tetap mengundang decak kagum.










Kesimpulan

The horror is now in high-definition!
Keputusan Konami untuk menghadirkan Silent Hill HD Collection memang menjadi keputusan yang tepat, semacam simbiosis mutualisme untuk Konami maupun gamer sendiri. Bagi Konami, ini adalah kesempatan untuk merauh ekstra pendapatan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Sementara bagi gamer? Memainkan kembali Silent Hill 2 dan Silent Hill  3 dalam definisi tinggi adalah cara terbaik untuk mengenang kembali seri-seri Silent Hill yang masih mengandung esensi sebuah game “survival-horror” yang sebenarnya, daripada sekedar jatuh pada kesan action pada seri-seri setelahnya. Gamer mana yang tidak ingin mengenang kembali semua ketakutan untuk memainkan game ini sendirian di tengah malam? Apalagi jika Anda seorang penggemar seri ini.
Sayangnya, HD Remake ini sendiri memang terkesan kurang sempurna, khususnya untuk Silent Hill 2 yang dirilis pada tahun 2001 yang lalu. Sebagai seri pertama Silent Hill untuk Playstation 2, Konami memang masih bereksperimen dengan engine grafis yang dibutuhkan untuk memaksimalkan konsol lawas superior milik Sony tersebut. Pada akhirnya? Ia tidak mampu menangani baik resolusi definisi tinggi yang ada, sehingga muncul noise-noise dan cut-scene FMV yang begitu kabur. Sementara di sisi lain, Konami berhasil melaksanakan tugas yang baik untuk Silent Hill 3 HD Remake. Visualisasi yang ditampilkan begitu menawan, bahkan pantas disandingkan untuk game-game yang lahir saat ini.
Lantas, apakah Silent Hill HD Collection ini pantas untuk dimiliki? Tentu saja, bahkan HARUS jika Anda merupakan seorang gamer sejati. Tujuan utamanya tentu saja untuk bernostalgia dan mengenang masa-masa indah bersama dengan kedua seri ini di masa lalu, sebuah pengalaman yang bahkan tidak bisa dihapuskan oleh kekurangan pada kualitas grafis sekalipun.

SUMBER
Previous
Next Post »

Link Pemerintah

Kota Jambi
Sungai Penuh
Pustekkom
Gebyar TIK
Smansa Dedikasi
Kemendikbud
Rumah Belajar
NISN
TV Edukasi
Indonesia